Dalam dunia kepemimpinan, selama ini kita lebih banyak belajar dari tokoh-tokoh luar negeri. Seperti John Maxwell (5 Level of Leadership), Stephen Covey (7 Habits of Highly Effective People), Jim Collins (Level 5 Leadership), hingga tokoh kekinian seperti Simon Sinek (Start with Why). Dan masih banyak lagi tokoh dunia yang sering kita ambil referensi seperti Brian Tracy, Anthony Robbins, Jack Welch, dan seterusnya.
Padahal kita punya prinsip kepemimpinan fundamental asli asal Indonesia. Bahkan kita semua sudah tidak asing lagi. Yaitu prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara :
- Ing Ngarso Sung Tulodo
- Ing Madyo Mangun Karso
- Tut Wuri Handayani
Mari kita bedah satu-satu.
Prinsip Fundamental 1 : Ing Ngarso Sung Tulodo – Yang di Depan Menjadi Teladan
Seorang pemimpin harus berdiri paling depan. Menjadi contoh, menjadi teladan bagi tim nya. Bagaimana aplikasi prinsip ini dalam pekerjaan kita:
- Memiliki VISI : Seorang pemimpin harus tau mau dibawa kemana hubungan kita (?), eh, organisasi kita. Jika Anda adalah Owner atau Top Management, tentunya Anda yang menentukan arah tujuan perusahaan. Namun jika Anda adalah middle atau first level managers, Anda harus dapat menerjemahkan visi perusahaan menjadi visi divisi / departemen / tim Anda. “What success looks like in your team?”
- Menjadi Teladan : Jika Anda mau anggota tim Anda disiplin, Anda duluan yang harus disiplin. Jika Anda mau tim Anda bekerja keras, Anda harus dapat mencontohkan nya. Seluruh tindak tanduk dalam tim, tergantung dari apa yang dilakukan oleh kepalanya.
- Pasang Badan : Dalam menghadapi konflik atau masalah, seorang pemimpin harus berdiri paling depan untuk menyelesaikannya. Ia harus gulung kemeja, turun tangan, dan menghadapi masalah hingga selesai. Ia juga perlu pasang badan untuk melindungi anggota timnya. (Kecuali timnya melakukan fraud atau tindakan kriminal lainnya).
Prinsip Fundamental 2 : Ing Madyo Mangun Karso – Ditengah Membangun Semangat
Seorang pemimpin juga tidak bisa selalu mengurung diri di menara gading. Pemimpin juga perlu turun dan berbaur dengan anggota timnya. Berada di tengah-tengah mereka. Tidak berjarak. Membangun komunikasi, ke kompak kan, dan semangat tim. Bagaimana aplikasinya dalam pekerjaan :
- Mengenali Profil Setiap Anggota Tim : Seorang pemimpin harus kenal betul dengan timnya. Minimal tim yang berada dalam direct report. Kenali profil mereka (minimal dengan menggunakan instrumen DISC), pahami strength and weaknesses mereka, gaya komunikasi, anggota keluarga, hobi, termasuk juga isu isu yang mungkin dapat mengganggu kinerja.
- Bekerja Bersama : Ada kalanya pemimpin perlu berada di tengah-tengah, membantu pekerjaan anggota timnya. Ini membuktikan bahwa pemimpin tidak bisa hanya sekedar perintah, main tunjuk, tapi tidak bisa mengerjakan. Hal ini juga menjadi penting agar Anda dapat observasi langsung sikap dan kompetensi tim Anda di lapangan.
- Luangkan Waktu Bersama : Seorang pemimpin perlu juga untuk makan bareng, ngobrol, olah raga di car free day mungkin. Luangkan waktu diluar pekerjaan dan memang tidak membahas hal seputar pekerjaan. Sesekali, traktir lah tim Anda.
Prinsip Fundamental 3 : Tut Wuri Handayani – Dari Belakang Memberikan Dorongan.
Seorang pemimpin juga harus meluangkan waktu untuk mengembangkan anggota timnya. Baik secara profesional, maupun secara personal. Ingat, kinerja dari tim Anda sangat ditentukan dari kualitas individual anggotanya. Bagaimana aplikasinya dalam pekerjaan :
- Evaluation and Feedback : Seorang pemimpin perlu melakukan evaluasi kinerja setiap anggota timnya. Mana yang sudah bagus, mana yang masih bisa ditingkatkan. Selanjutnya pemimpin perlu melakukan constructive feedback. Memaparkan hasil evaluasi agar anggota tim paham apa yang harus ditingkatkan.
- Training : Seorang pemimpin perlu mengetahui level kompetensi dari setiap anggota timnya, dan membandingkan dengan kompetensi minimum yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Jika ada GAP, maka pemimpin wajib memberikan training, atau mengirimkan anggota tim ke pelatihan internal atau eksternal perusahaan.
- Coaching : Pemimpin perlu melakukan coaching. Coaching dapat diberikan kepada anggota tim yang sudah memiliki kompetensi yang cukup, namun Anda ingin meningkatkan level performa mereka. Coaching dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan yang bertujuan men stimulasi ide-ide, kreativitas, dan mengikat komitmen mereka. Metode yang dapat di gunakan adalah GROW (Goals, Reality, Options, Willingness).
- Mentoring dan Counseling : Jika training dan coaching lebih banyak digunakan untuk mengembangkan area profesional. Maka mentoring dan counseling lebih titik berat untuk mengembangkan area personal. Dalam mentoring, pemimpin dapat menceritakan kisah hidup dan pengalamannya, atau bisa juga mengambil inspirasi dari orang lain sebagai pembelajaran. Sedangkan konseling adalah momen ketika anggota tim memiliki masalah personal. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan seorang pemimpin adalah menjadi pendengar yang baik. Bila masalahnya lebih berat, bisa di rujuk ke psikolog atau konselor profesional. Sambil tetap memberikan dukungan moral.
Prinsip Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara ini merupakan prinsip yang tidak lekang dimakan zaman. Ada kalanya pemimpin perlu berdiri depan, adakalanya pemimpin perlu duduk sejajar, ada kalanya pemimpin berdiri di belakang dan mendorong anggota timnya untuk maju.
Inilah prinsip kepemimpinan asli asal Indonesia.