Setiap manusia, tanpa terkecuali, sudah dikaruniai bakat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun seringkali bakat tersebut terpendam. Saking terpendamnya, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa bakat itu ada dalam dirinya!
Tapi sebetulnya, bakat itu apa sih?
Di dalam otak kita, terdapat milyaran sel saraf. Setiap aktivitas yang kita lakukan sehari-hari membutuhkan sambungan dari sel-sel saraf tersebut. Ibarat kita mau menyalakan sebuah lampu, maka lampu tersebut harus terhubung dengan sebuah sambungan listrik. Jika tidak, maka lampu tersebut tidak bisa menyala.
Begitu pula dengan aktivitas sehari-hari, jika tidak ada sambungan sel saraf di otak kita, maka akan sulit bagi kita untuk melakukannya. Menggambar, menulis, berpikir, menghitung, menaiki sepeda, merakit, berkomunikasi, dan semua aktivitas lainnya, semua butuh sambungan sel saraf otak.
Nah ternyata, ada beberapa aktivitas yang terasa mudah bagi kita, ada yang sudah dilatih berkali-kali ternyata sulit dan nggak bisa-bisa juga. Kenapa ada orang yang jago menggambar, ada orang yang jago berhitung. Apa yang membedakan? Ya, jawabannya adalah beda struktur susunan saraf di otak mereka, atau yang lebih kita kenal dengan bakat.
Agar dapat memahami bagaimana bakat manusia terbentuk, semua itu diawali sejak manusia berada dalam kandungan. 16 hari setelah pembuahan sel telur, cikal bakal sel otak kita sudah mulai terbentuk. Dan sel saraf otak ini berkembang sangat pesat tidak hanya di dalam kandungan, namun setelah bayi lahir ke dunia hingga usia 3 tahun. Ini yang kita kenal dengan Golden Age. Yaitu usia dimana seorang anak bisa mempelajari apapun dengan mudah dan cepat. Karena memang otak sedang berkembang dengan pesat-pesatnya.
Seorang anak sejak bayi sudah belajar berbagai hal, belajar melihat, mendengar, merasakan, belajar berkomunikasi. Anak belajar merangkak, berdiri, berjalan, berlari, hingga bisa bermain. Semua itu membentuk susunan saraf otak. Semua anak saya tanpa sengaja sudah bisa berbahasa Inggris tanpa pernah les, karena sejak kecil terbiasa mendengarkan percakapan dalam bahasa Inggris (saya curiga Bahasa Inggris adalah bahasa Ibu dari anak2 saya!).
Jadi sebetulnya, bakat itu sudah mulai tampak pada usia 3 tahun. Anak yang kreatif dan tidak kreatif sudah mulai terlihat bedanya. Yang komunikatif dan tidak. Yang memiliki kekuatan fisik dan yang tidak. Sudah mulai terlihat tanda-tandanya sejak usia 3 tahun. Disini sudah dapat kita lihat, bahwa walaupun lahir dan diasuh oleh orang tua yang sama, setiap anak itu unik (anak saya 3 dan karakteristiknya beda-beda).
Nah yang perlu kita pahami adalah, pada usia 3 – 15 tahun, otak kita mulai mengurangi aktivitasnya. Ada beberapa susunan saraf yang terus diperkuat, ada beberapa susunan saraf yang dilepaskan. Hingga pada akhirnya, pada usia 15 tahun, sesungguhnya struktur saraf otak kita sudah relatif terbentuk. Dan inilah yang menjadi bakat kita.
Sampai saat ini, tidak ada 1 ilmuan pun yang dapat memastikan apakah bakat itu adalah hasil nature atau nurture, hasil genetik atau hasil didikan. Yang pasti keduanya berpengaruh, namun mana yang paling membentuk, tidak ada yang tau. Yang jelas adalah, pada usia 15 tahun bakat kita sudah terbentuk. Bakat itu akan menentukan aktivitas apa saja yang mudah bagi kita atau mudah kita pelajari.
Apabila kita pelajari kisah orang-orang sukses, mereka semua fokus pada bidang yang menjadi kekuatan mereka. Warren Buffett pada investasi, Zuckerberg pada pengembangan aplikasi, Cristiano Ronaldo pada sepak bola, Leonardo diCaprio sebagai aktor.
Lalu bagaimana dengan Richard Branson, sang pemilik 200 bisnis yang berbeda? Richard Branson tentu tidak mungkin menguasai setiap lini bisnisnya. Ia memang pernah mengelola sendiri bisnis rekaman dan penerbangan, tetapi setelah itu, semua bisnisnya dikelola oleh profesional. Apa bakat Richard Branson? Ia adalah seorang problem solver yang memiliki kemampuan sosial yang sangat baik. Ia ahli dalam membentuk tim yang kuat.
Jika kita melihat sosok artis yang berbisnis, apakah Ruben Onsu ikut memasak ayam geprek? Apakah Teuku Wisnu turut membuat sendiri jajanan khasnya itu? Sebagian besar para artis yang berbisnis mungkin hanya terlibat sebagai investor atau maksimal brand ambassador. Tidak semua berbakat mengelola bisnis.
So, apa yang kita pelajari dari sini?
- Semua orang pasti punya bakat
- Orang yang sukses adalah orang yang mampu mengenali dan memaksimalkan bakatnya
- Orang sukses fokus pada bakat utamanya, dan berkolaborasi dengan orang lain pada bidang-bidang yang bukan menjadi bakatnya.
Apakah Anda sudah mengenali bakat Anda?